[Info Youtube] Elon Musk Sudah Mulai Kembangkan Alat Bantu Telepati dari Tahun 2016 - Purwana Tekno, Software Engineer
    Trik Kilat Kuasai Media Software Aplikasi, Website, Game, & Multimedia untuk Pemula...

Post Top Ad

Kamis, 08 Mei 2025

[Info Youtube] Elon Musk Sudah Mulai Kembangkan Alat Bantu Telepati dari Tahun 2016

Mulut (sebagai sumber suara manusia) dan telinga (sebagai penerima suara) bekerja dalam rentang frekuensi tertentu yang bisa dijelaskan sebagai berikut: Desain Prototipe PLTU Murah: Sistem Boiler Panci Presto


Alat Telepati Elon Musk - Purwana



Frekuensi Suara dari Mulut atau Saat Berbicara

Rentang frekuensi umum untuk suara dasar di 85 Hz – 255 Hz, Laki-laki sekitar 85 – 180 Hz, dan Perempuan sekitar 165 – 255 Hz. Namun saat berbicara, frekuensi harmonik dan artikulasi bisa menghasilkan suara hingga 4.000 Hz atau lebih, terutama untuk konsonan seperti "s", "f", dan "sh".


Frekuensi yang Dapat Diterima oleh Telinga

Rentang pendengaran manusia normal: 20 Hz – 20000 Hz atau 20 kHz. Paling sensitif pada rentang 2.000 – 5.000 Hz, karena frekuensi ini penting untuk memahami suara manusia (terutama vokal dan konsonan). Seiring bertambahnya usia, batas atas biasanya menurun, bisa jadi hanya sampai 15.000 Hz atau kurang.


Mulut mengeluarkan suara dalam rentang sekitar 85 Hz sampai beberapa ribu Hz (biasanya tidak lebih dari 8.000 Hz untuk bicara). Telinga menerima suara dalam rentang 20 Hz – 20000 Hz, sehingga mampu menangkap seluruh suara percakapan manusia dan lebih.


Otak Memancarkan Aktivitas Listrik dalam Bentuk Gelombang Otak atau Brainwaves

Otak manusia menghasilkan aktivitas listrik yang bisa diukur sebagai frekuensi, tapi ini bukan frekuensi radio seperti sinyal Wi-Fi atau siaran radio FM. Ini adalah gelombang listrik biologis dengan frekuensi yang sangat rendah, yaitu jenis Gelombang Otak Delta (0.5 – 4 Hz), Theta (4 – 8 Hz), Alpha (8 – 12 Hz), Beta (12 – 30 Hz), dan Gamma (30 – 100+ Hz).


Otak Tidak Memancarkan Frekuensi Radio Seperti Alat Elektronik

Frekuensi radio (RF) umumnya berada di kisaran kilohertz hingga gigahertz, jauh di atas frekuensi gelombang otak. Otak tidak secara alami memancarkan gelombang elektromagnetik yang kuat dalam spektrum RF. Namun, alat EEG (electroencephalograph) bisa menangkap aktivitas listrik otak dan mengubahnya menjadi sinyal digital untuk dianalisis. Tapi Ada Riset Menarik, Brain-computer interface atau BCI dan teknologi seperti Neuralink mulai meneliti cara untuk “membaca” dan bahkan “mengirim” informasi ke otak, tapi bukan lewat frekuensi radio langsung, melainkan lewat elektroda dan sinyal saraf. Ada spekulasi fiksi ilmiah dan konspirasi soal otak menerima sinyal RF, tapi tidak ada bukti ilmiah yang sahih bahwa otak bisa memancarkan atau menerima sinyal radio seperti antena.


EEG atau Electroencephalography

EEG adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan merekam aktivitas listrik otak lewat sensor yang ditempel di kulit kepala. Cara kerja nya: Elektroda menangkap sinyal listrik dari neuron (sel saraf) yang saling berkomunikasi. Tujuannya: Mendiagnosis gangguan seperti epilepsi, tidur, atau kerusakan otak. Digunakan dalam riset neurologi dan BCI (Brain-Computer Interface). Kelemahan: Resolusi spasial rendah dan hanya mendeteksi aktivitas permukaan otak (korteks).


Brain-Computer Interface alias BCI

BCI adalah teknologi yang memungkinkan komunikasi langsung antara otak dan perangkat eksternal, seperti komputer atau robot. Fungsi utama: Membantu orang lumpuh menggerakkan kursi roda dengan pikiran, Menulis di komputer hanya dengan berpikir (misalnya, "mengetik" tanpa keyboard). Contoh sistem BCI Non-invasif: EEG-based, tidak perlu operasi. Sedangkan invasif: menanamkan elektroda langsung ke otak untuk akurasi tinggi (seperti yang digunakan Neuralink).


Neuralink

Neuralink adalah perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk pada tahun 2016. Visi besarnya adalah menghubungkan otak manusia dengan AI. Teknologi utamanya yaitu: Chip kecil dengan ribuan elektroda yang ditanam di otak. Bisa membaca sinyal otak dan mengontrol perangkat. Target jangka pendeknya yaitu : Membantu penderita kelumpuhan, Alzheimer, atau kebutaan. Target jangka panjang nya yaitu Simbiosis manusia dengan AI, atau bahkan komunikasi langsung antarmanusia lewat pikiran mirip telepati buatan.


Apakah Teknologi Ini Bisa Jadi Alat Bantu Telepati?

Secara teknis dan teori, ya, bisa. Tapi ini bukan telepati alami, melainkan bentuk baru yang disebut: "Synthetic Telepathy" atau "Neural Telepathy" – komunikasi otak-ke-otak melalui perangkat BCI. Contoh eksperimennya yaitu : Ilmuwan sudah berhasil menghubungkan otak dua orang melalui komputer, misalnya, di Universitas Washington, 2013. Seseorang menggerakkan tangan orang lain dengan pikirannya melalui perantara komputer. Jadi, teknologi BCI dan Neuralink bisa jadi awal telepati buatan, meskipun belum seperti di film fiksi ilmiah.


Siapa Penemu atau Pengusung Istilah “Telepati”?

Istilah telepati pertama kali diperkenalkan oleh Frederic W. H. Myers (1843–1901), Seorang peneliti parapsikologi, filsuf, dan salah satu pendiri Society for Psychical Research SPR di Inggris. Ia menciptakan istilah "telepathy" pada tahun 1882. Tujuannya yaitu menggambarkan transfer pikiran atau perasaan tanpa alat fisik atau sensorik. "Tele" berarti jauh, dan "Pathy" berarti perasaan atau pengalaman = komunikasi jarak jauh antar pikiran.


EEG merekam gelombang otak. BCI dan Neuralink memungkinkan komunikasi otak dengan mesin, bahkan otak ke otak. Ini bisa menjadi telepati buatan, meskipun sangat berbeda dari konsep telepati alami yang diusung sejak 1882 oleh Frederic Myers.


Sejarah Eksperimen Awal Telepati atau Parapsikologi Tradisional

Frederic W. H. Myers & Society for Psychical Research SPR – Inggris, 1882. Mereka melakukan banyak eksperimen “pengiriman pikiran” antara dua orang dalam ruangan berbeda. Eksperimen sering dilakukan secara "double-blind": pengirim dan penerima tidak tahu isi pesan sebelumnya. Target: membuktikan adanya persepsi ekstra-sensorik ESP seperti telepati, prekognisi, dan klarivoyans. Contoh Eksperimen Awalnya yaitu: Zener Cards, diperkenalkan oleh Joseph B. Rhine di AS, 1930-an, Kartu dengan lima simbol seperti bintang, lingkaran, salib, dan lain lain. Satu orang melihat kartu, yang lain menebak secara telepati. Hasilnya? Beberapa studi mengklaim di atas kebetulan, tapi banyak ilmuwan lain menyebutnya tidak replikatif atau terlalu bias.


Eksperimen Modern: Synthetic Telepathy

Teknologi mulai mendekati telepati, tapi melalui alat bantu otak dan komputer. University of Washington, 2013 – "Brain-to-Brain Communication". Dua orang terhubung: satu dengan EEG, satu lagi dengan TMS (Transcranial Magnetic Stimulation). Orang A memikirkan perintah untuk “menembakkan meriam” dalam game. Sinyal EEG dikirim ke komputer, lalu ke alat TMS yang mengaktifkan tangan orang B untuk menekan tombol. Ini disebut brain-to-brain interface, awal dari telepati digital.


DARPA & Synthetic Telepathy di AS, 2008 sampai sekarang

DARPA atau badan riset militer AS mulai meneliti "Silent talk": komunikasi pasukan tanpa suara menggunakan sinyal otak. Tujuannya yaitu operasi militer senyap. Komunikasi antar tentara hanya lewat pikiran. Teknologi yang digunakan yaitu : Kombinasi EEG dan Artificial Inteligent untuk menerjemahkan sinyal otak ke kata/frasa. Potensial untuk digunakan dalam medan perang.


Tantangan dan Kritik

Gelombang otak itu sangat kompleks: pikiran tidak seperti kalimat di dalam kepala, melainkan aktivitas listrik yang samar. Variasi antar individu tinggi: sinyal EEG dari satu orang tidak bisa dengan mudah dipakai orang lain. Etika & privasi: jika sinyal otak bisa dibaca, bagaimana mencegah penyalahgunaan “pikiran kita”?


Masa Depan Synthetic Telepathy

Neuralink dan BCI lain bisa membuka kemungkinan: Orang lumpuh berbicara tanpa suara, dan komunikasi langsung tanpa bahasa verbal. Mungkin suatu hari… percakapan pikiran-ke-pikiran telepati digital penuh. Telepati yang dahulu hanya dianggap mistis, kini mulai disentuh oleh teknologi seperti EEG atau rekaman sinyal otak, TMS atau stimulasi otak, BCI & Neuralink atau chip otak, serta proyek-proyek DARPA. Namun semua ini bukan membaca pikiran secara instan seperti di film, melainkan menerjemahkan pola otak yang kompleks menjadi bentuk komunikasi.

Post Top Ad